TEMPAT-TEMPAT TERBIT DAN TENGGELAM MATAHARI

Pada pembahasan sebelumnya telah dijabarkan tentang benda-benda langit ciptaan Allah yang beredar sesuai dengan tempat peredarannya masing-masing.

Salah satu benda langit yang kita jumpai setiap hari adalah Matahari. Di dalam Al Quran banyak disebutkan tentang Matahari yang beredar sesuai dengan garis peredaran yang ditentukan Allah SWT.

Tentu saja hal ini sangat bertolak belakang dengan Teori yang dikemukakan oleh para ahli Sains. Para ahli menyatakan bahwa Bumilah yang berotasi dan berevolusi mengelilingi Matahari (Heliosentris), padahal Fakta peristiwa beredarnya Matahari yang difirmankan Allah SWt di dalam Al Quran sudah sangatlah jelas (Geosentris).


Allah SWT berfirman:

وَا لشَّمْسُ تَجْرِيْ لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا   ۗ ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ ۗ 
wasy-syamsu tajrii limustaqorril lahaa, zaalika taqdiirul-'aziizil-'aliim

"(Dan matahari berjalan) ayat ini dan seterusnya merupakan bagian daripada ayat Wa-aayatul Lahum, atau merupakan ayat yang menyendiri, yakni tidak terikat oleh ayat sebelumnya demikian pula ayat Wal Qamara, pada ayat selanjutnya (di tempat peredarannya) tidak akan menyimpang dari garis edarnya. (Demikianlah) beredarnya matahari itu (ketetapan Yang Maha Perkasa) di dalam kerajaan-Nya (lagi Maha Mengetahui) tentang makhluk-Nya."
(QS. Ya-Sin 36: Ayat 38)
Tafsir Al Jalalain.

Ternyata semua makhluk yang ada di Bumi maupun Langit termasuk Matahari juga bersujud kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam Suray Al-Hajj, ayat 18
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ (18) 

Apakah kamu tidak mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang-bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, dan binatang-binatang yang melata dan sebagian besar dari manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah, maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.

Allah subhanahu wa ta'ala menceritakan bahwa Dialah semata yang berhak disembah, tiada sekutu bagi-Nya, sesungguhnya bersujud kepada-Nya segala sesuatu karena kebesaran-Nya dengan sukarela dan terpaksa. Dan sujud segala sesuatu itu sesuai dengan caranya sendiri-sendiri, seperti yang dijelaskan oleh firman-Nya:

أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى مَا خَلَقَ اللَّهُ مِنْ شَيْءٍ يَتَفَيَّأُ ظِلالُهُ عَنِ الْيَمِينِ وَالشَّمَائِلِ سُجَّدًا لِلَّهِ وَهُمْ دَاخِرُونَ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedangkan mereka berendah diri. (An-Nahl: 48)

Dan dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ

Apakah kamu tiada mengetahui bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi. (Al-Hajj: 18)

Baik dari kalangan malaikat yang ada di segala penjuru langit; juga semua makhluk hidup yang ada di bumi seluruhnya terdiri atas manusia, jin, hewan, dan burung-burung.

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ

Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji­-Nya. (Al-Isra: 44)

Dalam peristiwa sujudnya Matahari juga diabadikan dalam Hadits Rasulullah saw.

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ
دَخَلْتُ الْمَسْجِدَ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فَلَمَّا غَرَبَتْ الشَّمْسُ قَالَ يَا أَبَا ذَرٍّ هَلْ تَدْرِي أَيْنَ تَذْهَبُ هَذِهِ قَالَ قُلْتُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهَا تَذْهَبُ تَسْتَأْذِنُ فِي السُّجُودِ فَيُؤْذَنُ لَهَا وَكَأَنَّهَا قَدْ قِيلَ لَهَا ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْتِ فَتَطْلُعُ مِنْ مَغْرِبِهَا ثُمَّ قَرَأَ ذَلِكَ مُسْتَقَرٌّ لَهَا فِي قِرَاءَةِ عَبْدِ اللَّهِ


Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Ibrahim -yaitu At Taimi- dari Ayahnya dari Abu Dzar berkata, Aku masuk masjid sedang Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam duduk. Ketika matahari terbenam, beliau bertanya: 'Wahai Abu Dzar, tahukah engkau ke manakah matahari ini pergi? Aku menjawab, 'Allah dan rasul-Nya lah yang lebih tahu! ' Nabi menjawab: Sesungguhnya matahari ini pergi meminta ijin untuk sujud sehingga diijinkan, seolah-olah dikatakan kepada 'Kembalilah engkau dari tempat engkau datang', maka ia muncul di sebelah baratnya,  kemudian beliau membaca: '(Itulah tempat tinggalnya) ', menurut bacaan Abdullah.
(Shahih Bukhari : 6874)

Selain beredar pada garis edarnya, Matahari juga selalu mengalami peristiwa Terbit dan Tenggelam setiap harinya. Tempat-tempat terbit dan tempat-tempat tenggelam tersebut (jamak) juga diabadikan di beberapa ayat dalam Al Quran.

Dimanapun kita berada, seorang pengamat akan bisa melihat Matahari terbit dan tenggelam (dengan syarat tidak terhalang awan, gedung, pohon, pegunungan, dan penghalang lainnya).

Sunrise dan Sunset akan nampak sangat jelas ketika kita melihat di daerah pantai (laut) atau tempat lapang yang tidak ada penghalang. Fakta Sunrise dan Sunset akan nampak jauh lebih besar dan kemerahan jika dibandingkan ketika Matahari mendekati Zenith (atas kepala pengamat).

Ketika kita melihat Sunrise ataupun Sunset di laut, Fakta membuktikan Matahari tersebut terlihat terbit/ tenggelam di laut.
Hal ini sering mendapatkan sanggahan dari beberapa orang yang tanpa sadar masih meragukan Kemampuan Sang Pencipta.

Ada yang sering berucap seperti :
"Jika Matahari tenggelam di laut, kenapa air laut tidak mendidih, kenapa tidak pernah menabrak kapal yang lalu lalang?"
Bisa jadi nantinya juga akan muncul sebuah pertanyaan konyol, "Kenapa Matahari tidak pernah membakar pesawat terbang waktu Sunrise atau Sunset?"

Jika saja "mereka" mau sedikit Iqro' pemahaman dan pengetahuan yang sudah di firmankan Allah SWT di dalam Al Quran, tentu saja pertanyaan-pertanyan konyol semacam itu tidak akan pernah terucap.

Sunrise at Kanyakumari

Sunset with Nikon P1000

Sunset at Atlantic Ocean

Matahari terbit dan tenggelam di tempat-tempat yang sudah ditentukan Allah SWT. Dan Allah SWT menjaga peristiwa Terbit-Tenggelam maupun tempat-tempat kejadian yang ditentukan-Nya tersebut.

Allah berfirman dalam Al Quran Surat Ar-Rahman ayat 17

رَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ وَرَبُّ الْمَغْرِبَيْنِ

Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya. (Ar-Rahman:17)

Dan dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:

فَلا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari. (Al-Ma'arij:40)

Demikian itu karena berbeda-bedanya tempat terbit mentari dan indahannya di setiap hari, di saat-saat kemunculannya kepada manusia. Dan dalam ayat yang lain disebutkan:

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا

(Dialah) Tuhan masyriq dan magrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai pelindung. (Al-Muzzammil:9)

Inilah makna yang dimaksud, yaitu berbagai derajat arah masyriq dan berbagai derajat arah magrib. Dan mengingat adanya perbedaan yang terjadi pada masyriq dan magrib ini mengandung kemaslahatan bagi makhluk, baik jin maupun manusianya.

Kemudian Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

فَلا أُقْسِمُ بِرَبِّ الْمَشَارِقِ وَالْمَغَارِبِ

Maka Aku bersumpah dengan Tuhan Yang Maha Mengatur tempat terbit dan terbenamnya matahari, bulan, dan bintang. (Al-Ma'arij: 40)

Yakni Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi, menciptakan arah timur dan arah barat, serta menundukkan bintang-bintang yang terbit dari arah timur dan tenggelam di arah barat.

Kesimpulan pembicaraan menunjukkan bahwa duduk perkaranya tidaklah seperti yang kamu duga, bahwa tidak ada hari kiamat, tidak ada hari hisab, tidak ada hari berbangkit, dan tidak ada hari kemudian, bahkan semuanya itu pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan lagi. Karena itulah maka dipakai huruf la dalam permulaan qasam (sumpah), untuk menunjukkan bahwa objek sumpah yang terkandung dalam makna kalimat dinafikan. Yaitu menyanggah dugaan mereka yang tidak benar, yang menyatakan bahwa hari kiamat itu tidak ada. Padahal mereka telah menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri akan kekuasaan Allah subhanahu wa ta'ala Yang jauh lebih besar dari pada hari kiamat: Yaitu penciptaan langit, bumi, dan ditundukkan-Nya semua makhluk yang ada pada keduanya, baik yang hidup maupun yang tidak bernyawa dan berbagai jenis makhluk lainnya. Karena itulah disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

لَخَلْقُ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ أَكْبَرُ مِنْ خَلْقِ النَّاسِ وَلكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Al-Mu’min: 57)

أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّ اللَّهَ الَّذِي خَلَقَ السَّماواتِ وَالْأَرْضَ وَلَمْ يَعْيَ بِخَلْقِهِنَّ بِقادِرٍ عَلى أَنْ يُحْيِيَ الْمَوْتى بَلى إِنَّهُ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah yang menciptakan langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, kuasa menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. (Al-Ahqaf: 33)

Dalam Al Quran Surat Al-Muzzammil ayat 9 juga tertulis bahwa Allah Yang Memiliki dan Mengatur tempat-tempat terbit dan tempat-tempat tenggelam Matahari.

Firman Allah subhanahu wa ta'ala:

رَبُّ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ لَا إِلَهَ إِلا هُوَ فَاتَّخِذْهُ وَكِيلا

(Dialah) Tulian masyriq dan magrib, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka ambillah Dia sebagai Pelindung. (Al-Muzzammil: 9)

Yakni Dialah Yang Memiliki, Yang Mengatur semua yang di Masyriq dan yang di Magrib, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Maka sebagaimana engkau esakan Dia dalam ibadah, esakanlah pula Dia dalam bertawakal, dan ambillah Dia sebagai Pelindung. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

فَاعْبُدْهُ وَتَوَكَّلْ عَلَيْهِ

maka sembahlah Dia dan bertawakallah kepada-Nya. (Hud: 123) 

Dan firman Allah subhanahu wa ta'ala:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ 

Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (Al-Fatihah: 5)

❤❤❤ Wallahualam Bishawab ❤❤❤


Komentar

Ikanad85 mengatakan…
Mantab bang 👍 👍 👍
Jd nambah wawasan nihh 😊
SkyWatcherFE mengatakan…
Terima kasih Kak
😊
Unknown mengatakan…
👍👍👍